Senin, 18 Juli 2016

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba/Rugi
 Definisi Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.
Laporan laba rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Laporan Rugi Laba akan menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenis-jenis biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan. Dengan melihat atau memperhatikan selisih antara pendapatan (revenues) dengan biaya (expenses), disini akan dapat ditetapkan berapa jumlah laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Kalau pendapatan (revenues) lebih besar daripada biaya (expenses) pada periode tertentu, berarti perusahaan memperoleh laba. Kalau pendapatan (revenues) lebih kecil daripada biaya (expenses) pada periode tertentu, berarti perusahaan menderita kerugian.
2. Unsur-unsur Laporan Laba-Rugi
a. Pendapatan
b. Beban
c.  Metode Penyajian Laporan Laba-Rugi

Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
a.       Bentuk Single Step atau Langsung
Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
b.      Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan kemudian.
Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:
1.
Menuliskan nama perusahaan.
2.
Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba-rugi.
3.
Menyajikan periode laporan.
4.
Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali beban lain-lain ditulis paling bawah.
Penyajian laporan laba-rugi diambil dari data kertas kerja, untuk pendapatan diambil dari data kertas kerja pada lajur income statement (laba-rugi) sebelah kredit. Sedangkan untuk beban diambil dari lajur laba-rugi sebelah debet.
Untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas bagaimana menyajikan laporan laba-rugi baik bentuk laporan atau scontro dalam penyajian single step dan multi step, saya berikan ilustrasi dari kertas kerja Bengkel Metode “Hadian Putra” per 31 Desember 1999.(Lihat Lampiran 1)
4.  Langkah Penyusunan Laba/Rugi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Laba-Rugi
a.       Judul Laporan
            Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas halaman
b.      Isi Laporan
Bentuk single step:
·         Menuliskan semua pendapatan
·         Menuliskan semua beban
·          Menghitung selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih besar dari pada beban maka selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi bersih.
      Bentuk multiple step:

    •  Menuliskan pendapatan usaha
    •  Menuliskan beban usaha
    • Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
    • Menuliskan pendapatan usaha
    • Menuliskan beban usaha
    •  Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
    • Menuliskan pendapatan di luar usaha
    • Menuliskan beban di luar usaha
    • Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi di luar usaha.
    • Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak.
    • Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.

Perencanaan Audit

PERENCANAAN AUDIT

Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya :
1.      Memahami bisnis dan insustri klien
2.      Melaksanakan prosedur analitik
3.      Mempertimbangkan tingkat materialitis awal
4.      Mempertimbangkan resiko bawaan
5.      Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien audit tahun pertama
6.      Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
7.      Memahami pengendalian intern klien
Memahami Bisnis dan Industri Klien
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industry tempat klien berusaha serta kekhususan bisnis klien. SA Seksi 318 Pemahaman atas Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industry klien :
1.      Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.
2.      Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi sendiri).
3.      Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern.
4.      Dikusi dengan auditor lain dan dengan penasehat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada netitasatau dalam industry.
5.      Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas (seperti ahli ekonomi industry, badan pengatur industry, customer, pemasok, dan pesaing).
6.      Publikasi yang berkaitan dengan industry (seperti statistic yang diterbitkan oleh pemerintah, survey, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek, Koran keuangan).
7.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas.
8.      Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas..
9.      Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti notulen rapat, bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaraan, laporan  manajemen intern, laporan keuangan intern, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan system pengendalian intern, daftar akun, diskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan).
Pengalaman Sebelumnya tentang Entitas dan Industrinya
Dalam audit ulangan, auditor dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan bisnis klien dengan cara meriview kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai kebijakan klien, organisasi, dan pengendalian intern.
Diskusi dengan Orang dalam Entitas
Ada beberapa orang dalam entitas yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis entitas industry. Komite audit, direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkan oleh auditor untuk memperoleh informasi.
      Komite audit dapat memberikan informasi tentang industry dan bisnis klien. Komite audit juga dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pengendalian intern perusahaan atau bagian dari perusahaan klien, system pengolahan data elektronik yang baru saja diimplementasikan oleh klien, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur organisasi perusahaan klien.
      Komite audit berfungsi dalam membahas lingkup audit yang perlu dilaksanakan oleh auditor, sehingga dengan melakukan komunikasi dengan komite audit, auditor dapat memperoleh informasi tentang tambahan dan perubahan terhadap audit yang telah direncanakan oleh auditor.
Seksi SA 380 komunikasi dengan komite audit member penduan bagi auditor tentang masalah yang dikomunikasikan oleh auditor kepada komite audit. Dalam tahap perencanaan audit, manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang :
1.      Pengembangan bisnis yang sedang dilakukan oleh manajemen yang akan berdampak terhadap audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.
2.      Peraturan baru yang berlaku dalam industry dan peraturan pemerintah terbaru yang berdampak terhadap bisnis klien.
3.      Bidang audit yang menjadi kepentingan khusus manajemen.
4.      Lingkup dan waktu pelibatan personel klien dalam membantu auditor untuk menyediakan barbagai maccam dafftar dan analisis yang diperlukan oleh auditor dalam pelaksanaan auditnya.
SA Seksi 334 pihak yang memiliki hubungan istimewa memberikan panduan bagi auditor dalam mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa dan transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, serta persyaratan pengungkapan transaksi dalam laporan keuangan.
Jika jumlahnya material, transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan klien harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, transaksi antara pihak yang memiliki hubungan istimewa harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, transaksi antara pihak yang memiliki hubungan istimewa harus dijelaskan dalam laporan keuangan mengenai :
1.      Sifat hubungan diantara pihak-pihak tersebut. Apakah hubungan tersebut berupa hubungan antara induk perusahaan dengan anaka perusahaannya ataukah hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utamanya?
2.      Penjelasan mengenai transaksi itu sendiri, termasuk jumlah rupiahnya serta jumlah-jumlah yang berupa tagihan bagi pihak yang memiliki hubungan istimewa tersebut.
Pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan klien adalah perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien (misalnya pemegang saham istimewa) atau pihak-pihak lain yang dalam melakukan traksaksi, salah satu pihak dapat mempengarihu kebijakan manajemen atau kebijakan operasional pihak lain. Contoh jenis transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah : (1) transaksi penjualan kepada atau pembelian dari perusahaan klien, (2) pertukaran ekuimen antara perusahaan klien dengan perusahaan lain yang pemiliknya sama dengan perusahaan klien, dan (3) pemberian pinjaman kepada karyawan.
      Cara yang umum ditempuh oleh auditor untuk menemukan adanya transaksi-transaksi antara klien dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah :
1.      Miminta keterangan kepada manjemen.
2.      Memeriksa daftar pemegang saham untuk menemukan pemilik utama perusahaan.

Diskusi dengan Personel dari Fungsi Auditor Intern dan Riview terhadap Laporan Auditor Intern
      Auditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern merupakan cara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalam organisasi entitas.

Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan Penasihat Hukum atau Penasihat Lain yang telah Memberikan Jasa Kepada Entitas atau dalam Industri
      Manajemen entitas membeli berbagai jasa untuk penyelesaian masalah-masalah hukum dan masalah lain seperti system informasi, manajemen pemasaran, manjemen sumber daya manusia, dan manajemen operasi. Auditor dapat berkomunikasi dengan auditor lain yang ditahun sebelumnya telah melakukan auditas laporan keuangan entitas unjtuk memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas. Di samping itu, auditor dapat berkomunikasi dengan penasihat hukum atau penasihat lain (seperti konsultan manajemen) untuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah oleh perusahaan dalam bisnisnya.

Publikasi yang Berkaitan dengan Industri
      Pengetahuan mengenai industry yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi auditor agar ia dapat melaksanakan audit dengan baik. Jika seorang auditor tidak memahami industry perbankkan misalnya, ia tidak akan dapat melaksanakan kemahiran jabatannya dalam audit terhadap laporan keuangan kliennya, karena keterbatasan pengetahuan auditor tersebut tentang karakteristik usaha perbankkan tersebut. Pengetahuan mengenai industry yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai berikut  :
1.      Meminta keterangan klien.
2.      Berlangganan majalah yang di keluarkan oleh organisasi industry yang bersangkutan.
3.      Aktif berpatisipasi dalam perkumpulan bebagai industry atau program-program latihan yang diselenggarakan oleh berbagai industry.
Pengetahuan mengenai usaha klien, yang membedakan usaha klien dari perusahaan-perusahaan lain dalam industry yang bersangkutan, diperlukan oleh auditor untuk menafsirkan informasi-informasi yang diperolehnya dalam auditnya. Oleh karena itu, sifat-sifat yang unik dalam usaha klien harus difahami oleh auditor sebelum audit secar rinci dilakukan. Informasi yang dikumpulkan auditor pada tahap ini biasanya terdiri dari bagan orgtanisasi, praktik-praktik pemasaran dan distribusi, metode penilaian sediaan, dan sifat-sifat khusus lain kegiatan usaha klien.
Seringkali arsip permanen berisi informasi mengenai sejarah perusahaan, daftar usaha pokok klien, dan catatan kebijakan akuntansi yang penting dalam tahun-tahun sebelumnya. Dengan mempelajari arsip tersebut dan diskusi dengan manajemen, auditor akan dapat memahami usaha kliennya.

Kunjungan ke Tempat atau Fasilitas Pabrik Entitas
Sebelum memulai audit terhadap laporan keuangan kliennya, auditor perlu melakukan perjalanan inspeksi ke pabrik dan kantor klien. Dari inspeksi ini auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan pajangan fisik terhadap aktiva perusahaan. Pengetahuan mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian sediaan barang fedung akan bermanfaat nantinya bagi auditor dalam penilainan terhadap sediaan, khususnya pada penilaian terhadap pengendalian intern terhadap sediaan. Perjalanan inspeksi ini juga akan membantu auditor mengenal karyawan-karyawan inti yang namanya tercantum dalam bagan organisasi. Dengan mengenal karyawan inti, auditor berkenalan dengan orang yang akan menjadi sumber informasi bagi audit yang akan dilakukan kemudian. Dalam melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien, auditor akan mengetahui pula lokasi berbagai catan akuntansi, jumlah karyawan klien yang beklerja di kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.

Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap Entitas
Bisnis perusahaan di pengaruhi oleh paraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Peraturan ekspor, peraturanm kredit, peraturan penanaman modal, dan peraturan perpajakan merupakan contoh peraturan perundangan yang secara signifikan berdampak terhadap bisnis perusahaan. Oleh karena itu, dalam perencanaan aiditnya, auditor perlu mempertimbangkan dampak berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berdampak terhadap bisnis klien, sehingga hal ini mempengaruhi prosedur audit yang akan dilaksanakan atas laporan keuangan klien.
Lingkungan bisnis senantiasa mengalami perubahan dengan cepat. Oleh karena itu, badan perumus standar dalam organisasi IAI-Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional Akuntansi Publik-seringkali menerbitkan standar baru berupa Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (oleh dewan standar akuntansi keuangan) atau Pernyataan Standar Auditing (oleh dewan standar professional akuntan public). Kedua dewan ini juga seringkali menerbitkan Interprestasi Pernyataan Standar. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu mempertimbangkan dampak berbagai pernyataan standar baru dan interprestasi pernyataan standar yang diterbitkan oleh badab perumus standar IAI terhadap audit yang akan dilaksanakan atas laporan keungan klien.

Dokumen Dihasilkan oleh Entitas
Bebagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry entitas. Notulen rapat direksi merupakan dokumen yang sangat penting untuk memperoleh informs tentang berbagai keputusan strategic yang dilakukan dalam bisnis entitas. Bahan yang dikrim kepada pemegang saham yang diserahkan kepada bahan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan intern, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan system pengendalian intern, daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan merupakan contoh berbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas sebagai sumber informasi untuk memahami bisnis entitas. 

Struktur Teori Akuntansi



A.    HAKIKAT DAN STRUKTUR AKUNTANSI
              Struktur dari suatu teori akuntansi terdiri atas elemen-elemen berikut ini:
1.      Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.
2.      Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep dari akuntansi yang berkaitan dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi tersebut.
3.      Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan dalil-dalil maupun konsep teoritis tersebut.
4.      Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
B.     HAKIKAT DARI DALIL, KONSEP TEORITIS, PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Pengembangan dari dalil, konsep teoritis, dan prinsip-prinsip akuntansi selalu menjadi salah satu yang paling menantang dalam akuntansi. Kebingungan semacam itu dapat dihindari dengan cara mempertimbangkan perumusan dari struktur teori akuntansi sebagai suatu proses deduktif dan interaktif, di mana tujuan dari akuntansi menyediakan dasar baik untuk dalil maupun konsep teoritis dari mana teknik tersebut diturunkan.
1.         Dalil Akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.
2.         Konsep Teoritis (theoretical concept) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.
3.         Prinsip-prinsip akuntansi (accounting principles) adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoretis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
4.         Teknik akuntansi (accountin technique) adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
Menurut teori kepemilikan (proprietary theory), entitas adalah agen, perwakilan atau pengaturan di mana wirausahawan individual atau pemegang dalam beroperasi.Sudut pandang dari kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan dicerminkan dalam cara-cara di mana catatan akuntansi dan laporan keuangan disusun.Tujuan utama dari teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih (net worth) pemilik. Oleh karena itu, persamaan akuntansi adalah:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik
2.      Teori Entitas
Teori entitas (entity theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas tersebut.Sederhananya, unit bisnis, dan bukannya pemilik yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi.Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Oleh karena itu, persamaan akuntansi adalah:
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham
3.      Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory), dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas, melainkan sekelompok aktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut dana, yang mengatur penggunaan aktiva tersebut. Dengan demikian, teori dana memandang unit bisnis sebagai unit yang terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini. Persamaan akuntansinya adalah:
                                      Aktiva = Pembatasan Dana
1.      Prinsip Biaya
Menurut prinsip biaya (cost principles), biaya perolehan/akusisi atau biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya, dan ekuitas.
2.       Prinsip Pendapatan
Hakikat dan komponen-komponen pendapatan
Pada dasarnya, ada dua pandangan mengenai komponen-komponen pendapatan.Pandangan luas atau komprehensif dari pendapatan memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan identifikasi.Pandangan yang lebih sempit dari pendapatan hanya memasukkan hasil dari aktivitas penghasil pendapatan dan mengeluarkan laba investasi serta keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap.
Pengukuran pendapatan
Pendapatan diukur dalam hal ini dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi “wajar” (arm’s-length). Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada pelanggannya.
Penentuan waktu dari pengakan pendapatan
Secara umum, pendapatan diakui menggunakan dasar akrual atau dasar kejadian penting.Dasar akrual (accrual basis) untuk pengakuan pendapatan mengimplikasikan bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan produk, atau pada saat penagihan penjualan.Dasar kejadian penting (critical event basis) untuk pengakuan pendapatan dipicu olehkejadian penting dalam siklus operasi seperti waktu penjualan, penyelesaian produksi, atau penerimaan pembayaran setelah penjualan.
Prinsip pengaitan (matching principle) menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait; yaitu pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudia diakui.
Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada keandalan dari prosedur pengukuran yang digunakan.Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan prosedur pengukuran. Tetapi, prinsip objektivitas memiliki interpretasi yang berbeda:
a.       Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat “tidak memihak”, dalam arti bahwa pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur. Dengan kata lain objektivias mengacu pada realitas eksternal yang independen dari orang yang memandanganya.
b.      Pengukuran objektif adalah pengukuran variable, dalam hal bahwa pengukuran tersebut didasarkan pada bukti.
c.       Pengukuran objektif adalah hasil dari “kesepakatan diantara sekelompok pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga mengimplikasikan bahwa objektivitas akan tergantung pada sekelompok pengukur tertentu.
d.      Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai indikator dari tingkat objektivitas sistem pengukuran tertentu.
Prinsip konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternative lebih baik. Sesuai dengan APB Opinion No. 20, perubahan yang membenarkan perubahan dalam prosedur adalah:
1.      Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi
2.      Perubahan dalam estimasi akuntansi
3.      Perubahan dalam entitas pelaporan
Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan.
Prinsip konservatisme (conservatism principle) adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut tidak sebagai batasan terhadap penyajian atas data akuntansi yang relevan dan andal.
Prinsip materialitas (materiality principle) menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa memedulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
Pedoman yang akan digunakan dalam menentukan materialitas sangat dibutuhkan. Dua kriteria dasar telah direkomendasikan.Yang pertama, disebut sebagai pendekatan ukuran (size approach), mengaitkan ukuran dari transaksi ke variable relevan lainnya, seperti laba bersih.Kedua, pendekatan kriteria perubahan (change criterion approach), mengevaluasi dampak dari suatu transaksi terhadap tren atau perubahan antarperiode akuntansi.
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu; prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keseragaman yang diciptakan oleh pengguna prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.Faktanya, suatu perdebatan yang terus menerus terjadi mengenai apakah fleksibilitas atau keseragaman yang sebaiknya ada dalam akuntansi dan laporan keuangan
10.  Ketepatan Waktu dari Laba dan Konservatisme Akuntansi
Ketepatan waktu dari laba akuntansi telah didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba ekonomi periode sekarang.Sementara laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan selama umur dari perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek.
Konservatisme didefinisikan oleh Basu adalah sejauh mana laba akuntansi periode sekarang secara asimetris memasukkan kerugian ekonomi, relative terhadap keuntungan ekonomi.Oleh karena itu, sementara ketepatan waktu mengukur tingkat dimasukannya laba ekonomi dalam laba akuntansi kontemporer, konservatisme mengukur tingginya ketepatan waktu dalam memasukkan penurunan nilai, atau laba ekonomi negative.
Kurangnya keprihatinan akan kebenaran dalam akuntansi selalu menjadi masalah utama dalam literature akuntansi. Berikut keprihatinan yang dinyatakan oleh K. MacNeal pada tahun 1939:
Selama lebih dari empat ratus tahun sejak publikasi buku Pacioli mengenai pembukuan dengan ayat jurnal berpasangan pada tahun 1454, metode akuntansi, serta laporan akuntansi telah didasarkan pada kemudahan dan bukannya pada kebenaran.Laporan keuangan hari ini terdiri atas campuran yang mengherankan dari konvensi akuntansi, data historis, dan fakta-fakta sekarang, di mana bahkan akuntan sering kali tidak dapat membedakan antara kebenaran dengan fiksi.
Kebenaran berkaitan dengan pelapora dari kejadian atau terdapatnya kondisi masalah :
1.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai kesesuaian ketika proporsi tersebut adalah benar jika sesuai dengan fakta.
2.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai koherensi ketika proporsi tersebut adalah benar karena koheren dengan proporsi lain. Proporsi tersebut harus saling mendukung satu sama lain.
3.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai apa yang berlaku, mengimplikasikan bahwa proporsi yang benar adalah apa yang berlaku.

1.       Kebenaran sebagai Netralitas
Untuk menghindar masuknya bias dalam pengetahuan, gambaran, dan komunikasi fakta, akuntan diharapkan bersikap netral. Netralitas dianggap sebagai karakteristik kualitatif  penting dari informasi akuntansi. Dengan demikian, informasi netral adalah bebas dari bias terhadap pencapaian hasil tertentu yang diinginkan atau timbulnya jenis perilaku tertentu.
2.      Kebenaran sebagai Objektivitas
Objektivitas telah memperoleh paling tidak empat dari arti yang mungkin.Arti pertama dari objektivitas mengacu pada kebenaran sebagai netralitas. Arti kedua mengacu pada kebutuhan akan bukti sebagai pengujian atas akurasi dari informasi tersebut. Arti ketiga mengacu pada kebutuhan akan bukti kesepakatan sebagai pengujian atas akurasi informasi tersebut. Arti keempat mengacu pada kecilnya penyebaran dari nilai pengukuran di sekitar titik tengah atau angka rata-rata.
3.      Kebenaran, objektivitas, dan keandalan
Keandalan mengacu pada kualitas yang memungkinkan pengguna data untuk mengendalikannya dengan penuh keyakinan sebagai perwakilan dari apa yang diwakili oleh data tersebut. Dengan demikian keandalan informasi tergantung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian.
4.      Kebenaran, objektivitas, dan kekerasan
Pengukuran kebenaran dalam akuntansi paling baik diterapkan dalam lingkungan yang kompetitif guna memungkinkan perbedaan antara objektivitas dan tingkat kekerasan ukuran. Sebagaimana dinyatakan oleh Ijiri:
Hasil pengukuran dalam situasi yang kompetitif sering kali memungkinkan lebih banyak dibandingkan dengan hasil dalam situasi netral.Hal ini disebabkan karena orang mungkin saja mengabaikan banyak hal ketika mereka netral dan tidak peduli terhadap hasil dari pengukuran tersebut.Mereka cenderung menoleransi ambiguitas selama pilihan mereka tidak dianggap keluar jalur belumlah mencukupi.Seseorang harus menjustifikasi pilihannya dengan alasan yang lebih kuat.Dengan demikian, tingkat dari ambiguitas disoroti oleh perbedaan dari dalam ukuran yang dihasilkan oleh kedua pihak dengan kepentingan saling berlawanan.
Mustahilnya Kebenaran dalam Akuntansi