Senin, 18 Juli 2016

Struktur Teori Akuntansi



A.    HAKIKAT DAN STRUKTUR AKUNTANSI
              Struktur dari suatu teori akuntansi terdiri atas elemen-elemen berikut ini:
1.      Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.
2.      Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep dari akuntansi yang berkaitan dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi tersebut.
3.      Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan dalil-dalil maupun konsep teoritis tersebut.
4.      Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
B.     HAKIKAT DARI DALIL, KONSEP TEORITIS, PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Pengembangan dari dalil, konsep teoritis, dan prinsip-prinsip akuntansi selalu menjadi salah satu yang paling menantang dalam akuntansi. Kebingungan semacam itu dapat dihindari dengan cara mempertimbangkan perumusan dari struktur teori akuntansi sebagai suatu proses deduktif dan interaktif, di mana tujuan dari akuntansi menyediakan dasar baik untuk dalil maupun konsep teoritis dari mana teknik tersebut diturunkan.
1.         Dalil Akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.
2.         Konsep Teoritis (theoretical concept) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.
3.         Prinsip-prinsip akuntansi (accounting principles) adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoretis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
4.         Teknik akuntansi (accountin technique) adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
Menurut teori kepemilikan (proprietary theory), entitas adalah agen, perwakilan atau pengaturan di mana wirausahawan individual atau pemegang dalam beroperasi.Sudut pandang dari kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan dicerminkan dalam cara-cara di mana catatan akuntansi dan laporan keuangan disusun.Tujuan utama dari teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih (net worth) pemilik. Oleh karena itu, persamaan akuntansi adalah:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik
2.      Teori Entitas
Teori entitas (entity theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas tersebut.Sederhananya, unit bisnis, dan bukannya pemilik yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi.Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Oleh karena itu, persamaan akuntansi adalah:
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham
3.      Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory), dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas, melainkan sekelompok aktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut dana, yang mengatur penggunaan aktiva tersebut. Dengan demikian, teori dana memandang unit bisnis sebagai unit yang terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini. Persamaan akuntansinya adalah:
                                      Aktiva = Pembatasan Dana
1.      Prinsip Biaya
Menurut prinsip biaya (cost principles), biaya perolehan/akusisi atau biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya, dan ekuitas.
2.       Prinsip Pendapatan
Hakikat dan komponen-komponen pendapatan
Pada dasarnya, ada dua pandangan mengenai komponen-komponen pendapatan.Pandangan luas atau komprehensif dari pendapatan memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan identifikasi.Pandangan yang lebih sempit dari pendapatan hanya memasukkan hasil dari aktivitas penghasil pendapatan dan mengeluarkan laba investasi serta keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap.
Pengukuran pendapatan
Pendapatan diukur dalam hal ini dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi “wajar” (arm’s-length). Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada pelanggannya.
Penentuan waktu dari pengakan pendapatan
Secara umum, pendapatan diakui menggunakan dasar akrual atau dasar kejadian penting.Dasar akrual (accrual basis) untuk pengakuan pendapatan mengimplikasikan bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan produk, atau pada saat penagihan penjualan.Dasar kejadian penting (critical event basis) untuk pengakuan pendapatan dipicu olehkejadian penting dalam siklus operasi seperti waktu penjualan, penyelesaian produksi, atau penerimaan pembayaran setelah penjualan.
Prinsip pengaitan (matching principle) menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait; yaitu pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudia diakui.
Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada keandalan dari prosedur pengukuran yang digunakan.Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan prosedur pengukuran. Tetapi, prinsip objektivitas memiliki interpretasi yang berbeda:
a.       Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat “tidak memihak”, dalam arti bahwa pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur. Dengan kata lain objektivias mengacu pada realitas eksternal yang independen dari orang yang memandanganya.
b.      Pengukuran objektif adalah pengukuran variable, dalam hal bahwa pengukuran tersebut didasarkan pada bukti.
c.       Pengukuran objektif adalah hasil dari “kesepakatan diantara sekelompok pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga mengimplikasikan bahwa objektivitas akan tergantung pada sekelompok pengukur tertentu.
d.      Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai indikator dari tingkat objektivitas sistem pengukuran tertentu.
Prinsip konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternative lebih baik. Sesuai dengan APB Opinion No. 20, perubahan yang membenarkan perubahan dalam prosedur adalah:
1.      Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi
2.      Perubahan dalam estimasi akuntansi
3.      Perubahan dalam entitas pelaporan
Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan.
Prinsip konservatisme (conservatism principle) adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut tidak sebagai batasan terhadap penyajian atas data akuntansi yang relevan dan andal.
Prinsip materialitas (materiality principle) menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa memedulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
Pedoman yang akan digunakan dalam menentukan materialitas sangat dibutuhkan. Dua kriteria dasar telah direkomendasikan.Yang pertama, disebut sebagai pendekatan ukuran (size approach), mengaitkan ukuran dari transaksi ke variable relevan lainnya, seperti laba bersih.Kedua, pendekatan kriteria perubahan (change criterion approach), mengevaluasi dampak dari suatu transaksi terhadap tren atau perubahan antarperiode akuntansi.
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu; prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keseragaman yang diciptakan oleh pengguna prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.Faktanya, suatu perdebatan yang terus menerus terjadi mengenai apakah fleksibilitas atau keseragaman yang sebaiknya ada dalam akuntansi dan laporan keuangan
10.  Ketepatan Waktu dari Laba dan Konservatisme Akuntansi
Ketepatan waktu dari laba akuntansi telah didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba ekonomi periode sekarang.Sementara laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan selama umur dari perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek.
Konservatisme didefinisikan oleh Basu adalah sejauh mana laba akuntansi periode sekarang secara asimetris memasukkan kerugian ekonomi, relative terhadap keuntungan ekonomi.Oleh karena itu, sementara ketepatan waktu mengukur tingkat dimasukannya laba ekonomi dalam laba akuntansi kontemporer, konservatisme mengukur tingginya ketepatan waktu dalam memasukkan penurunan nilai, atau laba ekonomi negative.
Kurangnya keprihatinan akan kebenaran dalam akuntansi selalu menjadi masalah utama dalam literature akuntansi. Berikut keprihatinan yang dinyatakan oleh K. MacNeal pada tahun 1939:
Selama lebih dari empat ratus tahun sejak publikasi buku Pacioli mengenai pembukuan dengan ayat jurnal berpasangan pada tahun 1454, metode akuntansi, serta laporan akuntansi telah didasarkan pada kemudahan dan bukannya pada kebenaran.Laporan keuangan hari ini terdiri atas campuran yang mengherankan dari konvensi akuntansi, data historis, dan fakta-fakta sekarang, di mana bahkan akuntan sering kali tidak dapat membedakan antara kebenaran dengan fiksi.
Kebenaran berkaitan dengan pelapora dari kejadian atau terdapatnya kondisi masalah :
1.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai kesesuaian ketika proporsi tersebut adalah benar jika sesuai dengan fakta.
2.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai koherensi ketika proporsi tersebut adalah benar karena koheren dengan proporsi lain. Proporsi tersebut harus saling mendukung satu sama lain.
3.      Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai apa yang berlaku, mengimplikasikan bahwa proporsi yang benar adalah apa yang berlaku.

1.       Kebenaran sebagai Netralitas
Untuk menghindar masuknya bias dalam pengetahuan, gambaran, dan komunikasi fakta, akuntan diharapkan bersikap netral. Netralitas dianggap sebagai karakteristik kualitatif  penting dari informasi akuntansi. Dengan demikian, informasi netral adalah bebas dari bias terhadap pencapaian hasil tertentu yang diinginkan atau timbulnya jenis perilaku tertentu.
2.      Kebenaran sebagai Objektivitas
Objektivitas telah memperoleh paling tidak empat dari arti yang mungkin.Arti pertama dari objektivitas mengacu pada kebenaran sebagai netralitas. Arti kedua mengacu pada kebutuhan akan bukti sebagai pengujian atas akurasi dari informasi tersebut. Arti ketiga mengacu pada kebutuhan akan bukti kesepakatan sebagai pengujian atas akurasi informasi tersebut. Arti keempat mengacu pada kecilnya penyebaran dari nilai pengukuran di sekitar titik tengah atau angka rata-rata.
3.      Kebenaran, objektivitas, dan keandalan
Keandalan mengacu pada kualitas yang memungkinkan pengguna data untuk mengendalikannya dengan penuh keyakinan sebagai perwakilan dari apa yang diwakili oleh data tersebut. Dengan demikian keandalan informasi tergantung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian.
4.      Kebenaran, objektivitas, dan kekerasan
Pengukuran kebenaran dalam akuntansi paling baik diterapkan dalam lingkungan yang kompetitif guna memungkinkan perbedaan antara objektivitas dan tingkat kekerasan ukuran. Sebagaimana dinyatakan oleh Ijiri:
Hasil pengukuran dalam situasi yang kompetitif sering kali memungkinkan lebih banyak dibandingkan dengan hasil dalam situasi netral.Hal ini disebabkan karena orang mungkin saja mengabaikan banyak hal ketika mereka netral dan tidak peduli terhadap hasil dari pengukuran tersebut.Mereka cenderung menoleransi ambiguitas selama pilihan mereka tidak dianggap keluar jalur belumlah mencukupi.Seseorang harus menjustifikasi pilihannya dengan alasan yang lebih kuat.Dengan demikian, tingkat dari ambiguitas disoroti oleh perbedaan dari dalam ukuran yang dihasilkan oleh kedua pihak dengan kepentingan saling berlawanan.
Mustahilnya Kebenaran dalam Akuntansi

1 komentar:

  1. Bandar togel Hongkong
    POIN4D ADALAH SALAH SATU SITUS / BANDAR TOGEL ONLINE YANG AMAN DAN TERPERCAYA!
    BERGABUNG DAN BERMAIN DI POIN4D , ANDA BISA RASAKAN KEPUASAN DAN KENYAMANAAN NYA!
    RAIH DISCOUNT & PROMONYA SEKARANG JUGA!!! BURUAN DAFTAR KUNJUNGI SITUSNYA DISINI LINK :
    www•4DPOIN•com | www•4DPOIN•org | www•4DPOIN•net
    ➖6 PASARAN TOGEL➖
    📽️ LIVE DD48 DINDONG
    ☑ SYDNEY POOLS
    ☑ RAJA AMPAT POOLS
    ☑ SINGAPORE POOLS
    ☑ BALI POOLS
    ☑ IBIZA POOLS
    ☑ HONGKONG POOLS
    ➖➖HADIAH & DISCOUNT➖➖
    ⇲ LIVE DINDONG 48 BALL
    ⇲ BONUS CASHBACK UP 5%
    ⇲ BONUS PRIZE 2 & PRIZE 3
    ⇲ BONUS NEW MEMBER 10RB
    ⇲ BONUS REFFERAL 2%
    ⇲ BONUS LUCKY DRAW JP500RB
    ⇲ BBFS READY !
    Melayani support bank : BCA | MANDIRI | BNI | BRI
    Info Lebih lanjut silahkan Kunjungi website Kami
    Bertanya kepada CS yang bertugas ...
    ➖➖KONSULTASI➖➖
    ★Pin BBM2 : D1A279B6
    ★Whatsapp : +85598291698
    ★Facebook : OfficialPOIN4D
    ★IDLine : POIN4D
    🔘 KEPUASAN ANDA TUJUAN UTAMA KAMI!!!

    BalasHapus