PELAPORAN PIUTANG
Pengertian Piutang
Dengan
adanya kebijakan penjualan kredit diharapkan dapat meningkatkan volume
penjualan yang akan berpengaruh kepada posisi keuangan perusahaan. Tetapi
resiko kerugian piutang bagi perusahaan terhadap piutang yang tidak tertagih
atau langganan yang bangkrut juga perlu di pertimbangkan.
Piutang
adalah hak atau tuntutan kepada pihak lain baik terhadap perseorangan maupun
terhadap suatu badan usaha atas uang ataupun jasa. Piutang perusahaan terjadi
karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit.
Jenis-jenis Piutang
a.
Piutang Dagang
Piutang
dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit dengan tagihan tidak disertai surat
perjanjian formal, tetapi adanya unsure kepercayaan dan kebijakan perusahaan.
Piutang dagang merupakan tagihan
kepada pihak lain yang akan dilunasi dengan kas atau non kas di masa yang akan dating, disebabkan oleh
transaksi penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan.
Masalah akuntansi terkait dengan
piutang dagang terdiri dari :
1.
Pengakuan piutang
dagang mula-mula pada saat transaksi.
2.
Penialaian piutang
dagang dan taksiran jumlah kerugian piutang.
3.
Pengalihan atau
penjualan piutang dagang untuk mencari dana.
b.
Piutang Lain-lain
Piutang nondagang adalah tagihan
perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang timbul atau terjadi bukan
karena adanya transaksi penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.
Berikut ini yang termasuk piutang nondagang.
1.
Piutang biaya
2.
Piutang penghasilan.
3.
Uang muka pembelian.
4.
Piutang lain-lain.
c.
Piutang wesel
Piutang wesel adalah tagihan perusahaan
kepada pihak ketiga atau pihak lain yang menggunakan perjanjian secara tertulis
dengan wesel atau promes. Perjanjian secara tertulis ini dimaksudkan agar
piutang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih kuat, jadi tidak hanya
berdasarkan atas kepercayaan saja.
Penggolongan Piutang dan umur
piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu :
a.
Piutang lancar,
merupakan piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha
normal.
b.
Piutang tidak
lancar, merupakan piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu satu
tahun.
c.
Piutang yang
dihapuskan, merupakan suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan
pelanggan mengalami kerugian atau kebangkrutan.
d.
Piutang
dicadangkan, merupakan tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari
piutang tak tertagih.
Penjurnalan Piutang
Akun
piutang pertama kali akan timbul oleh karena penjualan barang dagang secara
kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan transaksi retur penjualan,
penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya penagihan (baik
tanpa ataupun disertai dengan potongan penjualan).
a.
Ayat jurnal yang perlu
dibuat oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan barang dagangan
secara kredit, yaitu :
Piutang
(D) Rp……
Penjualan (K) Rp……
b.
Ayat jurnal yang dibuat
oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya
secara kredit atau pada saat memberikan penyesuaian/ pengurangan harga jual
kepada pelanggannya, yaitu :
Retur
penjualan (D) Rp……
Piutang (K) Rp……
c.
Ayat jurnal yang akan
dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan yang
memanfaatkan potongan tunai :
Kas
(D) Rp……
Potongan
penjualan (D) Rp……
Piutang (K) Rp……
d.
Sedangkan untuk
perusahaan jasa, akun piutang usaha akan timbul apabila perusahaan belum
menerima pembayaran atas jasa yang secara subtansial telah selesai diberikan kepada
pelanggan. Dalam hal ini ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pemberi jasa dalam
pembukuannya adalah :
Piutang
(D) Rp……
Pendapatan jasa (K) Rp……
Pencatatan Akuntansi Terhadap
Piutang Tak Tertagih
Piutang
tak tertagih merupakan piutang yang tidak dapat ditagih dalam periode tertentu
dan diakui sebagai kerugian piutang. Hal ini merupakan resiko penjualan kredit
dan pemberian pinjaman. Untuk menekan adanya kerugian akibat tidak tertagihnya
piutang perlu dibentuk bagian kredit (fungsi kredit) yang berfungsi
mengevaluasi kemampuan financial calon pembeli yang akan melakukan pembelian
kredit. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi : pendapatan rutin calon
pembeli, riwayat kredit masa lalu, dan informasi pendukung lain.
Ada
2 metode yang digunakan untuk menilai, mencatat, atau mengahpus piutang usaha
yang tidak dapat ditagih, yaitu metode hapus langsung dan metode pencadangan.
a.
Metode Hapus Langsung
Factor
atau perihal yang membuat metode hapus langsung ini dipakai adalah terdapat
sebuah situasi yang dimana memang sangat tidak memungkinkan bagi perusahaan
untuk mengestimasi besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih sampai
dengan akhir periode.
Dalam
hal ini ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya
piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :
Kerugian
piutang (D) Rp……
Piutang usaha (K) Rp……
Contoh:
PT
Riung Lestari mempunyai piutang usaha pada PT Pama Persada sebesar Rp
500.000,00 tanggal 15 oktober 2015, bagian penagihan PT Riung Lestari
memutuskan untuk menghapus piutang pada PT Pama Persada dan pembukuan,
dikarenakan PT Pama Persada mengalami kebangkrutan. Transaksi ini dijurnal oleh
PT Riung Lestari :
2015
15
Oktober Kerugian piutang Rp 500.000,00
Piutang
usaha PT Pama Rp 500.000,00
Jika
pada tanggal 20 November 2015, PT Pama Persada
menyatakan kesanggupan untuk membayar, maka PT Riung Lestari akan membuat
jurnal:
2015
11
November piutang usaha PT Pama Rp 500.000,00
Kerugian
piutang Rp
500.000,00
Kas Rp
500.000,00
Piutang
Dagang PT Pama Rp
500.000,00
b.
Metode Pencadangan
Dengan
menggunakan metode ini, besarnya estimasi atas beban piutang yang tak tertagih
akan diakui (dicatat) dalam periode yang sama sebagai mana penjualan kredit
dicatat, tanpa harus menunggu terjadinya actual loss yang mungkin baru terjadi
setelah periode penjualan berlangsung.
Ayat
jurnal yang perludibuat oleh perusahaan untuk mencatat estimasi atas beban
piutang tak tertagih ini adalah :
Kerugian
Piutang Rp……
Cadangan Kerugian Piutang Rp……
Contoh
:
Selama
tahun 2015 PT Gajah Perkasa telah melakukan penjualan kredit sebesar Rp
80.000.000,00, sampai dengan 31 Desember 2015 terdapat piutang usaha Rp
40.000.000,00 yang belum dilunasi dan diperkirakan sebesar 2% dari salso
piutang tersebut tidak dapat ditagih. Jurnal tanggal 31 Desember 2015 adalah :
2015
31
Desember Kerugian Piutang Rp 800.000,00
Cadangan
Kerugian Piutang Rp
800.000,00
Pengendalian Intern Piutang
Pengendalian
piutang digunakan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dan kerugian dalam perusahaan.
Pengendalian intern dapat dilakukan dengan :
a.
Struktur
organisasi yang menangani piutang.
Transaksi penjualan kredit harus ditangani oleh lebih
dari satu fungsi atau bagian.
b.
System otorisasi
Semua transaksi dilakukan oleh bagian-bagian yang sudah
ditentukan. Misalnya : penerimaan pesanan diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan formulir surat order pengiriman.
c.
Praktik yang
sehat
Dapat digunakan dengan :
1.
Membuat order
pengiriman dan faktur penjualan bernomor urut tercetak.
2.
Secara periodic
fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk
menguji ketelitian pencatatn piutang.
3.
Diadakan
rekonsiliasi antara kartu piutang dengan rekening control piutang dalam buku
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar